Perbedaan utama: Diri dan ego adalah istilah yang sangat berbeda tergantung pada definisi apa yang Anda ikuti. Secara ilmiah, ego hanya sifat manusia dan bukan kejahatan, tetapi membenarkan apa yang diyakininya benar, sedangkan dalam agama dan spiritualitas dianggap sebagai kejahatan dan mengurangi jati diri manusia yang sejati. Demikian pula, diri dianggap sebagai keunikan atau individualitas seseorang secara ilmiah; namun dalam spiritualitas adalah satu-satunya diri sejati individu atau hubungan mereka dengan Tuhan.
Ego dan diri adalah dua konsep yang sangat diperdebatkan dalam sains maupun agama. Kedua istilah ini memiliki arti yang sangat berbeda di kedua segmen. Menurut model struktural Sigmund Freud tentang jiwa, ego adalah bagian pikiran yang terorganisir dan realistis dan "ia berusaha menyenangkan dorongan id dengan cara-cara realistis yang akan bermanfaat dalam jangka panjang daripada membawa kesedihan." Dalam hal agama dan Spiritualitas, ego dianggap sebagai orang jahat, yang mencoba dan mengarahkan Anda ke jalan yang salah. Itulah yang menuntut kepuasan dan persetujuan.
Berbeda dengan definisi Freud, agama dan spiritualitas menganggap ego sebagai istilah negatif. Ego dianggap berhubungan dengan kesombongan. Dalam agama Hindu dan Budha, ego dianggap sebagai identitas daripada identitas, itu adalah cara manusia memandang diri mereka sendiri. Ego diyakini lebih temporal, di mana ia dibuat sekarang. Manusia dan hanya sejumlah binatang dianggap memiliki ego. Ego diyakini meletakkan 'identitas spontan seseorang untuk mewakili'. Dalam hal kerohanian, ego dianggap sebagai indera individu yang percaya bahwa itu adalah manusia dan percaya bahwa ia harus berjuang untuk dirinya sendiri tetapi tidak menyadari dan tidak sadar akan sifat aslinya sendiri. Banyak tradisi berusaha untuk melarutkan ego, membiarkan sifat sejati seseorang muncul. Istilah itu telah dianggap sebagai Pencerahan, Nirvana, Fana, Kehadiran, dan "Di Sini dan Sekarang".
Mirip dengan ego, diri juga memiliki definisi yang berbeda. Diri pada dasarnya adalah individu sebagai objek kesadaran reflektifnya sendiri. Diri terus-menerus diperdebatkan dan berbagai studi berbeda sedang dilakukan oleh para filsuf dan psikolog. Dalam hal filsafat, diri adalah deskripsi tentang bagaimana atau apa sebenarnya seseorang itu. Ini adalah kualitas yang membuat seseorang menjadi individu atau unik. Diri dianggap sebagai sumber kesadaran, hal yang bertanggung jawab atas pikiran dan tindakan seseorang atau sifatnya. Dalam psikologi, studi tentang diri berfokus pada representasi kognitif dan afektif dari identitas seseorang. Ini dianggap sebagai perbedaan antara 'I' yang tahu subjektif, dan 'Aku' objek yang dikenal. Diri dianggap memainkan bagian integral dalam motivasi, kognisi, pengaruh, dan identitas sosial manusia.
Diri dan ego adalah istilah yang sangat berbeda tergantung pada definisi apa yang Anda ikuti. Secara ilmiah, ego hanya sifat manusia dan bukan kejahatan, tetapi membenarkan apa yang diyakininya benar, sedangkan dalam agama dan spiritualitas dianggap sebagai kejahatan dan mengurangi jati diri manusia yang sejati. Demikian pula, diri dianggap sebagai keunikan atau individualitas seseorang secara ilmiah; namun dalam spiritualitas adalah satu-satunya diri sejati individu atau hubungan mereka dengan Tuhan.